A.
PENGERTIAN
GENDING KARESMEN
Gending
Karesmen adalah drama yang dialog-dialognya ditembangkan atau dikawihkan (
dinyanyikan ) dan diiringi dengan karawitan (alat musik tradisional Sunda). Dan
dimaksud dengan puisi Gending Karesmen ialah Sastra lakon atau drama yang
dialog-dialognya menggunakan dangding atau kawih, baik diciptakan baru, yang
sudah ada, atau yang ubah kata-katanya saja.
Gending
Karesmen merupakan nama umum dari nama kemasan drama yang dinyanyikan, serta
memiliki sebutan lain. Gending Keresmen biasa pula disebut Rinenggasari,
Dramaswara, Opera Sunda, Tunil tembang, Taman Karesmen, atau Setra Karesmen. Gending Karesmen merupakan perpaduan
dari beberapa unsur seni, seperti seni sastra, yang berupa naskah cerita atau
lakon dalam bentuk prosa liris, yaitu karya sastra yang dapat diungkapkan
melalui nyanyian. Dialog para pemain gending Karesmen di panggung disampaikan
dengan nyanyian (Sekaran).
B.
CIRI-CIRI
GENDING KARESMEN
1.
Tema
dan isi cerita gending Karesmen yang biasanya diambil dari cerita pantun Sunda,
cerita legenda, atau sempalan kejadian yang ada di masyarakat Tatar Sunda, di
antaranya Lutung Kasarung, Mundinglaya Dikusumah, Sangkuriang, dan Nyi Pohaci
Sanghiyang Sri. Adapun
sumber cerita yang dibawakan pada gending karesmen umumnya dipetik dari
ceritra Babad Pajajaran, namun ada pula cerita yang diambil dari lakon-lakon
dewasa ini yang pada umumnya disebut drama swara dengan lagu-lagu yang
dipergunakan bentuk lagu wanda anyar (kreasi baru), bahkan tidak jarang yang
mempergunakan lagu-lagu pupuh.
2.
Secara umum Gending Karesmen ditulis
dalam bentuk pupuh atau dangding. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Tini
Kartini dkk. Bahwa pengarang Gending Karesmen baik R. Machyar
Anggakusumahdinata maupun R. Memed Sastrahadiprawira dan pengarang-pengarang
lainnya, dalam menentukan lagu-lagu untuk naskah gending Karesmen itu mengambil
pupuh yang berjumlah 17.
3.
Diiringi oleh musik Karawitan
4.
Dalam berdialog menggunakan Nyanyian
(Sekaran) seperti Opera
C.
KEMUNCULAN
GENDING KARESMEN
Berdasarkan Periodisasi
Menurut Drs. Yus Rusyana, Gending Karesmen muncul pada Periode MANGSA KALIMA dari
tahun 1945 hingga sekarang. Menurut Drs. Yus Rusyana Gending Karesmen disadur
dari cerita-cerita yang sudah ada, yaitu Dongeng dan Carita Pantun.
Ajip Rosidi
mengemukakan bahwa Gending Karesmen ini mulai dikenal kira-kira pada tahun
1920-an, yaitu ketika masyarakat Sunda telah berkenalan dengan Opera Barat
melalui komedi stambul (1966: 20).
Wahyu Wibisana
menetapkan tahun 1904 sebagai dimulainya penulisan sunda. Karena pada saat itu
guru Wahyu Wibisana yang bernama M. Saleh mengubah Tunil Tembang, yang menurut
Pradjakusumah merupakan cikal bakal gending karesmen. Dan istilah Gending
Karesmen menurut Wahyu Wibisana merupakan ciptaan R. Machyar Anggakusumahdinata,
seorang misikolog Sunda.
Berdasarkan Data Dinas Parwisata dan
Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, Kesenian ini dirintis sejak tahun 1927 oleh R.
Memed Kartabrata. Gending Karesmen merupakan perpaduan dari beberapa unsur
seni, seperti seni sastra, yang berupa naskah cerita atau lakon dalam bentuk
prosa liris, yaitu karya sastra yang dapat diungkapkan melalui nyanyian. Dialog
para pemain gending Karesmen di panggung disampaikan dengan nyanyian (Sekaran).
D.
KEBERTAHANAN GENDING KARESMEN
Sejak kelahirannya hingga sekarang
Gending Karesmen terus hidup, artinya masih terus diciptakan. Dari periode Awal
kita dapat mencatat Judul-judul Gending Karesmen antara lain :
1.
Lutung Kasarung (1923) karya Kartabrata
2.
Sulayana (1924) karya R.A.T. Sunarya
3.
Sarkan-sarkim (1925) karya R. Machyar Anggakusumahdinata
4.
Sangkuriang (tanpa angka tahun) karya R.A.T. Sunarya
5.
Mundinglaya Di Kisumah (1954) karya M.A. Salmun
6.
Mundinglaya Saba Langit (1962) karya Wahyu Wibisana
7.
Inten Dewata (1963) karya Wahyu Wibisana
8.
Leuwi Sipatahunan (1963) karya R.A.F.
9.
Galunggung Ngadeg Tumenggung (1964) karya Wahyu Wibisana
10.
Isukan Raja Rek Miang (1966) karya Wahyu Wibisana
11.
Sumpah Sakti Gunung Jati (1966) karya Eddi Tarmiddi
Dari
Periode Mutakhir :
1.
Budak Leungit (1993) karya R. Hidayat Suryalaga
2.
Ngabukbak Rawa Lakbok (1993) karya R. Hidayat Suryalaga
3.
Ruhak Pajajaran (2006) naskah ceritera : R.A.F. naskah karawitan :
Mang Koko
bersumber dari carpon ruhak pajajaran karangan Saleh
Danasasmita.
4. Nini Anteh (2006) Tatang Setiadi
E.
KEBERAGAMAN GENDING KARESMEN
Pengemasan Gending Karesmen biasanya dilafalkan hanya dengan
dangding atau Tembang Pupuh, Ada juga
yang di Campurkan dengan kawih, dan ada yang Sepenuhnya menggunakan Kawih
Sunda.
Gending Karesmen yang sepenuhnya berkawih Sunda, yaitu karya
H. Koko Koswara/ Mang Koko, yang lagu-lagu dan liriknya diciptakan sendiri.
Dalam karyanya tersebut, Mang Koko selalu memasukkan unsur-unsur guyonan,
sehingga enak untuk ditonton ataupun didengar dan tentunya tidak menjenuhkan,
baik bagi para penonton, pendengar maupun bagi para pemain itu sendiri. Hasil
ciptaan Mang Koko di antaranya Si Kabayan jeung Raja Jimbul, Nyai Darsimah dan
Pangeran Jayakarta.
Karena watak, jiwa dan sifat dalam pergelaran Gending Karesmen ini
bermacam-macam, maka digunakan karawitan gamelan, karawitan Cianjuran,
karawitan degung atau karawitan jenis lainnya agar percakapan pelaku dan
ilustrasi keadaan dapat terpenuhi. Larasnya pun bebas untuk dipakai, apakah
akan memaki laras salendro, plog, degung atau madenda, yang penting;
lagu-lagunya sesuai dengan jiwa pelaku dan isi dialog, laras-laras itu dikuasai
pelaku dan tujuan akhir dari pergelaran terpenuhi sesuai kaidah-kaidah teater.
Gending Karesmen akan dikatakan Setra
Karesmen yang merupakan akronim dari Sekar Waditra Karesmen, jika
pertunjukan diiringi oleh waditra (alat musik Cianjuran).
Fungsi gending dalam gending karesmen antara
lain:
(a) Mengingi sekar
(b) Memberikan suasana
(c) Mengaksen gerak-gerak pelaku
(a) Mengingi sekar
(b) Memberikan suasana
(c) Mengaksen gerak-gerak pelaku
F.
PENYEBARAN GENDING KARESMEN
Dari Lingkungan
kelahirannya Gending Karesmen Sering ditampilkan di Taman Karesmen, yaitu
Gending Karesmen ditampilkan di
pekarangan atau taman, untuk memeriahkan Pesta Kebun.
G.
PERSENTUHAN DENGAN SASTRA LAIN
Berdasarkan Pendapat Ajip Rosidi, Penciptaan Gending
Karesmen ketika masyarakat Sunda sudah berkenalan dengan Opera Barat Melalui
komedi stambul (1966: 120).
H.
CONTOH GENDING KARESMEN
1) Judul : Budak Leungit
Karya : R. Hidayat Suryalaga
Tahun : 1993
Sampel
naskah :
(Pangung
ngagambarkeun kaayaan diburuan, teu jauh ti sisi jalan kampung. Ujang jeung
Nyai keur Ucing Kalngkang).
Ujang : (Pupuh Mijil)
Ieu Nyai
cing itu tingali,
Ku Nyai
pek tempo,
Kalangkang
tѐh ѐstuning anѐh,
Nutur-nutur
teu welѐh ngukuntit,
Cik tѐwak
ku Nyai,
Asupkeun
kana saku.
………………………………….
Sarѐrѐa : (Pupuh Durma)
Nagri
urang katelah Indonesia,
Diriksa
tur dijaring.
Sumirat
komarana,
Berkahna
Pancasila,
Ageman ѐstuning
nagri,
Yu
sauyunan,
Ngawangun
lemah cai.
………………………………….
(Nu bararis ngaliwat deui,
dilalajoan ku Ujang jeung Nyai nu bararis geus leumpang jauh).
Nyai : (Pupuh Kinanti, Lagu Ninun)
Nyai mah
ku hayang milu,
Sareng
batur ngiring baris.
………………………………….
Ujang : Akang ogѐ da kabita
Siga
tentara nu baris.
……………………………………………………..
2) Judul : Lutung Kasarung
Karya : Kartabrata
Tahun : 1923
Sampel
naskah :
7. Kahiangan
Wiracarita : (Sinom)
Bur
ngempur di Kahiangan
Seuweu
sang Hyang Pohaci
Jujuluk
Hyang Guru Minda
Kapirangrung
manah gandrung
Kagendam
putrid implengan
Pamulu
sarimbang Ibu
Nu
ngagelarkeunana
Awas
tinggal kersa Ibu
Polah
putra kauninga Sunan Ambu.
………………………………………………
Sunan Ambu : Deudeuh teung Kang Putra
Kiwari ges salin jinis
Bongan lampah tamaha hidep sorangan
Ayeuna Ibu deuk wakca
Tarimakeun ku anaking
Sapanjang aya di dunya
Lumampah di alam lahir
Singkah piker dengki
Komo mun ngalaju napsu
Pancѐn tѐh ngabadѐga
Ngabadѐga abdi jeung gusti
Dinagara Pasir Batang anu girang
…………………………………………..
Wiracarita : (Papantunan)
Guru Minda titik rintih
Ngabandungan pѐpѐling
Ajrih ka pangersa ibu
Sinungkem kedal sabda
……………………………………………
Guru Minda : Mahluk laip hemeng piker
Putra tuna bagbagan hirup di dunya.
(Sinom)
Pihatur kedaling nyaah
Sadaya dawuh katampi
Hemeng, jalma panta-panta.
…………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA
Fakultas
Sastra Universitas Padjadjaran, Tim Peneliti.1994.Antologi Puisi Sunda. Jatinangor: Lembaga Penelitian Univesitas
Padjadjaran.
Rusyana,
Yus. 1969. Galuring Sastra Sunda.Bandung:
Gununglarang.
diakses 30 Desember
2012
Gending Karesmen.
Melalui
diakses 30 Desember
2012
Naskah
Ruhak Pajajaran. Melalui
www.mail-archive.com/urangsunda@yahoogroups.../msg44351.html
diakses
03 Januari 2013